A.
Hakikat Manusia pada
Filosofis Pendidikan
Dalam Gibson
& Mitchel (2010) karakteristik manusia mencakup hal-hal sebagai berikut
:
1.Manusia spesies yang sangat lemah saat lahir. Kita lahir tanpa
perilaku yang tercetak secara genetik, tidak seperti banyak bentuk kehidupan
yang lain seperti hewan.
2.Manusia memiliki potensi sangat besar untuk tumbuh dan berkembang.
Otak manusia akan tumbuh tiga kali lipat dalam ukuran dan berpuluh kali lipat
dalam kemampuan ketika anak bertumbuh kembang. Namun, realisasi potensi manusia
tidak bergantung pada individu semata tetapi dipengaruhi banyak variabel
lingkungan dan bantuan untuk mengembangkan potensi.
3.Manusia memiliki tingkat tertinggi dalam keahlian berkomunikasi;
sebuah keahlian yang memampukan kita mengekspresikan pikiran secara detail
mengenai banyak hal, mengajarkan bahasa kepada spesies lain minimal di taraf
tertentu, merekam, mengirimkan serta menerima informasi.
4.Manusia sanggup memanipulasi dan dimanipulasi lingkungan. Perilaku
manusia tidak bisa dimengerti dengan tepat kalau dicabut dari konteks
lingkungan tempatnya muncul.
5.Manusia memahami dimensi waktu masa lalu dan masa depan
6.Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, menalar dan mendapatkan
sebuah wawasan yang mendalam.
Model Witney Sweeney dalam (Yusuf, 2010)
tentang kebahagiaan dan kesejahteraan hidup serta upaya mengembangkan dan
mempertahankannya sepanjang hayat. Ciri-ciri hidup sehat manusia ditandai dengan 5
kategori :
a. Spiritualitas : agama
sebagai sumber inti dari hidup sehat.
b. Pengaturan diri :
seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat ciri-ciri rasa
diri berguna, pengendalian diri, pandangan realistik, spontanitas dan kepekaan
emosional, kemampuan rekayasa
intelektual, pemecahan masalah, kreatif, kemampuan berhumor dan, kebugaran
jasmani dan kebiasaan hidup sehat.
c. Bekerja untuk memperoleh
keuntungan ekonomis, psikologis dan sosial
d. Persahabatan :
persahabatan memberikan 3 keutamaan dalam hidup yaitu dukungan emosional dukungan material dan dukungan informasi .
e. Cinta menemukan bahwa
pasangan hidup suami istri, anak dan teman merupakan tiga pilar utama bagi
keseluruhan pencipta kebahagiaan manusia.
Beberapa aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia adalah Perennialisme,
Idealisme, Rekonstruksions, Ekstensialis, Realisme, dan Esensialis. secara
garis besarnya dapat dilihat pada tabel berikut ini (Ornstein &
Daniel, 1985).
Tabel 1. Aliran Filosofis Pendidikan
Filosofis
|
Metafisika
|
Epistemologis
|
Aksiologi
|
Tokoh
|
Idealisme
|
Realita adalah spiritual/mental
|
Pengetahuan adalah pemikiran kembali dari ide
laten
|
Nilai absolute
|
Berckeley Butler Froebel Hegel Plato
|
Realisme
|
Realita adalah objek komponen dasar hukum alam
|
Pengetahuan terdiri dari sensasi dan abstrak
|
Nilai absolut sebagai dasar hukum alam
|
Aquinas Aristotle Broudy Martin Pestalozzi
|
Pragmatisme
|
Realita adalah interaksi individu dengan
lingkungan/ pengalaman sebagai perubahan
|
Pengetahuan berasal dari pengalaman penggunaan
metode ilmuan
|
Nilai bersifat relative, tergantung situasi
|
Childs Dewey James Peirce
|
Eksistensialisme
|
Realita adalah subjektif dengan eksistensi
proses inti
|
Pengetahauan untuk pilihan personal
|
Nilai bebas untuk dipilih
|
Sartre Marcel Morris Soderquist
|
Analisis filosofis
|
Realita adalah kesungguhan
|
Pengetahuan melibatkan pembuktian empirik
|
Nilai sebagai penghargaan perasaan emosianal
|
Soltis Russell Moore
|
Tabel 2. Teori
Pendidikan
Teori
|
Tujuan
|
Kurikulum
|
Tokoh
|
Perennialisme (berakar dari realisme)
|
Mendidik rasional peserta didik |
Meningkatkan dan mengarahkan kemampuan intelektual subjek |
Adler, Hutchins, Maritain |
Essensialisme (berakar dari idealism & realism) |
Mendidik pemanfaatan penuh kompetensi peserta didik |
Dasar pendidikan: membaca, menulis, aritmatika, sejarah, bahasa inggris,
bahasa asing. |
Bagley, Bestor, Conant, Morrison |
Progresivisme (berakar dari pragmatism) |
Mendidik individual berdasarkan minat dan kebutuhan peserta didik |
Aktivitas dan program |
Dewey Jhonson, Klipatrick Parker Washburne |
Rekonstruksinisme (berakar dari pragmatisme) |
Membangun kembali masyarakat |
Pengetahuan sosial digunakan sebagai sarana membangun |
Brameld Counts Stanley |
B. Implikasi Landasan
Filosofis Pendidikan pada Lingkup Bimbingan Konseling
Pendidikan
merujuk pada pandangan tentang hakikat
manusia. Pelaksanaannya diwujudkan pada pendekatan dalam bimbingan dan konseling
yakni diantaranya pendekatan
psikoanalitik, pendekatan behavioral, pendekatan Eksistensial-Humanistik,
pendekatan Client-Centered, Pendekatan Gestalt, Pendekatan
Analisis Transaksional, pendekatan
Rational Emotive Behaviour Therapy dan pendekatan Realitas.
Maka pembuatan program bimbingan dan konseling harus merujuk kepada
nilai-nilai yang terkandung dalam kelima sila pancasila tersebut. Pancasila
sebagai landasan bimbingan dan konseling mempunyai implikasi sebagai berikut:
1. Tujuan bimbingan dan konseling harus selaras dan
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila. Dengan
demikian tujuan bimbingan dan konseling adalah memfasilitasi peserta didik agar
mampu ; (1) mengembangkan potensi, fitrah dan jati dirinya sebagai makhluk
Tuhan Yang maha Esa dengan cara mengimani, memahami dan mengamalkan ajaranNya.
(2) mengembangkan sikap-sikap yang positif seperti respek terhadap harkat dan
martabat sendiri dan orang lain, dan bersikap empati. (3) mengembangkan
sikap-sikap kooperatif, kolaboratif, toleransi dan altruis (4) mengembagkan
sikap demokratis, menghargai pendapat orang lain, dan bersikap mengayomi
masyarakat. (5). Mengembangkan kesadaran untuk membangun bangsa dan negara yang
sejahtera dan berkeadilan dalam berbagai aspek kehidupan .
2. Konselor menampilkan kualitas pribadi yang sesuai
dengan nilai-nilai pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa, bersikap respek
terhadap orang lain, mau bekerja sama dengan orang lain. Bersikap demokratis,
dan bersikap adil terhadap para siswa.
3.
Perlu melakukan penataan lingkungan (fisik dan sosial budaya) yang mendukung terwujudnya
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan perorangan maupun masyarakat pada
umumnya. Upaya itu diantaranya: (1) menata kehidupan lingkungan yang hijau
berbunga, bersih dari polusi (2) mencegah dan memberantas kriminalitas (3) memberikan
pemahaman pada peserta didik mengenai dampak globalisasi saat ini serta cara
menghadapinya.
Sumber:
Gibson, R. L., & Mitchell,
M. (2010). Introduction Counseling
and Guidance.New Jersey:Pearson Prentice Hall.
Ornstein, A. C., & Daniel U. L. (1985). An Introduction to Foundation of Education.
Boston:Houghton Miflin Company
Yusuf, S. & Nurihsan,
J. (2010). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja
Rosdakarya.