Rabu, 12 Agustus 2015

Landasan Filosofis Pendidikan dan Implikasinya pada Lingkup Bimbingan dan Konseling

A.    Hakikat Manusia pada Filosofis Pendidikan
Dalam Gibson & Mitchel (2010) karakteristik manusia mencakup hal-hal sebagai berikut :
1.Manusia spesies yang sangat lemah saat lahir. Kita lahir tanpa perilaku yang tercetak secara genetik, tidak seperti banyak bentuk kehidupan yang lain seperti hewan.
2.Manusia memiliki potensi sangat besar untuk tumbuh dan berkembang. Otak manusia akan tumbuh tiga kali lipat dalam ukuran dan berpuluh kali lipat dalam kemampuan ketika anak bertumbuh kembang. Namun, realisasi potensi manusia tidak bergantung pada individu semata tetapi dipengaruhi banyak variabel lingkungan dan bantuan untuk mengembangkan potensi.
3.Manusia memiliki tingkat tertinggi dalam keahlian berkomunikasi; sebuah keahlian yang memampukan kita mengekspresikan pikiran secara detail mengenai banyak hal, mengajarkan bahasa kepada spesies lain minimal di taraf tertentu, merekam, mengirimkan serta menerima informasi.
4.Manusia sanggup memanipulasi dan dimanipulasi lingkungan. Perilaku manusia tidak bisa dimengerti dengan tepat kalau dicabut dari konteks lingkungan tempatnya muncul.
5.Manusia memahami dimensi waktu masa lalu dan masa depan
6.Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, menalar dan mendapatkan sebuah wawasan yang mendalam.
Model Witney Sweeney dalam (Yusuf, 2010) tentang kebahagiaan dan kesejahteraan hidup serta upaya mengembangkan dan mempertahankannya sepanjang hayat. Ciri-ciri hidup sehat manusia ditandai dengan 5 kategori :
a.    Spiritualitas : agama sebagai sumber inti dari hidup sehat.
b.    Pengaturan diri : seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat ciri-ciri rasa diri berguna, pengendalian diri, pandangan realistik, spontanitas dan kepekaan emosional,  kemampuan rekayasa intelektual, pemecahan masalah, kreatif, kemampuan berhumor dan, kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat.
c.    Bekerja untuk memperoleh keuntungan ekonomis, psikologis dan sosial
d.    Persahabatan : persahabatan memberikan 3 keutamaan dalam hidup yaitu dukungan emosional  dukungan material dan dukungan informasi .

e.    Cinta menemukan bahwa pasangan hidup suami istri, anak dan teman merupakan tiga pilar utama bagi keseluruhan pencipta kebahagiaan manusia.
Beberapa aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia adalah Perennialisme, Idealisme, Rekonstruksions, Ekstensialis, Realisme, dan Esensialis. secara garis besarnya dapat dilihat pada tabel berikut ini (Ornstein & Daniel, 1985).

Tabel 1. Aliran Filosofis Pendidikan
Filosofis
Metafisika
Epistemologis
Aksiologi
Tokoh
Idealisme
Realita adalah spiritual/mental
Pengetahuan adalah pemikiran kembali dari ide laten
Nilai absolute
Berckeley Butler Froebel Hegel Plato
Realisme
Realita adalah objek komponen dasar hukum alam
Pengetahuan terdiri dari sensasi dan abstrak
Nilai absolut sebagai dasar hukum alam
Aquinas Aristotle Broudy Martin Pestalozzi
Pragmatisme
Realita adalah interaksi individu dengan lingkungan/ pengalaman sebagai perubahan
Pengetahuan berasal dari pengalaman penggunaan metode ilmuan
Nilai bersifat relative, tergantung situasi
Childs Dewey James Peirce
Eksistensialisme
Realita adalah subjektif dengan eksistensi proses inti
Pengetahauan untuk pilihan personal
Nilai bebas untuk dipilih
Sartre Marcel Morris Soderquist
Analisis filosofis
Realita adalah kesungguhan
Pengetahuan melibatkan pembuktian empirik
Nilai sebagai penghargaan perasaan emosianal
Soltis Russell Moore

Tabel 2. Teori Pendidikan
Teori
Tujuan
Kurikulum
Tokoh
Perennialisme (berakar dari realisme)
Mendidik  rasional peserta didik
Meningkatkan dan mengarahkan kemampuan intelektual subjek
Adler, Hutchins, Maritain
Essensialisme (berakar dari idealism & realism)
Mendidik pemanfaatan penuh kompetensi peserta didik
Dasar pendidikan: membaca, menulis, aritmatika, sejarah, bahasa inggris, bahasa asing.
Bagley, Bestor, Conant, Morrison
Progresivisme (berakar dari pragmatism)
Mendidik individual berdasarkan minat dan kebutuhan peserta didik
Aktivitas dan program
Dewey Jhonson, Klipatrick Parker Washburne
Rekonstruksinisme (berakar dari pragmatisme)
Membangun kembali masyarakat
Pengetahuan sosial digunakan sebagai sarana membangun
Brameld Counts Stanley

B.  Implikasi Landasan Filosofis Pendidikan pada Lingkup Bimbingan Konseling
Pendidikan merujuk pada pandangan tentang hakikat  manusia. Pelaksanaannya diwujudkan pada pendekatan dalam bimbingan dan konseling yakni diantaranya pendekatan psikoanalitik, pendekatan behavioral, pendekatan Eksistensial-Humanistik, pendekatan Client-Centered, Pendekatan Gestalt, Pendekatan Analisis Transaksional, pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy dan pendekatan Realitas.
Maka pembuatan program bimbingan dan konseling harus merujuk kepada nilai-nilai yang terkandung dalam kelima sila pancasila tersebut. Pancasila sebagai landasan bimbingan dan konseling mempunyai implikasi sebagai berikut:
1. Tujuan bimbingan dan konseling harus selaras dan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila. Dengan demikian tujuan bimbingan dan konseling adalah memfasilitasi peserta didik agar mampu ; (1) mengembangkan potensi, fitrah dan jati dirinya sebagai makhluk Tuhan Yang maha Esa dengan cara mengimani, memahami dan mengamalkan ajaranNya. (2) mengembangkan sikap-sikap yang positif seperti respek terhadap harkat dan martabat sendiri dan orang lain, dan bersikap empati. (3) mengembangkan sikap-sikap kooperatif, kolaboratif, toleransi dan altruis (4) mengembagkan sikap demokratis, menghargai pendapat orang lain, dan bersikap mengayomi masyarakat. (5). Mengembangkan kesadaran untuk membangun bangsa dan negara yang sejahtera dan berkeadilan dalam berbagai aspek kehidupan .
2. Konselor menampilkan kualitas pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa, bersikap respek terhadap orang lain, mau bekerja sama dengan orang lain. Bersikap demokratis, dan bersikap adil terhadap para siswa.
3. Perlu melakukan penataan lingkungan (fisik dan sosial budaya) yang mendukung terwujudnya nilai-nilai pancasila dalam kehidupan perorangan maupun masyarakat pada umumnya. Upaya itu diantaranya: (1) menata kehidupan lingkungan yang hijau berbunga, bersih dari polusi (2) mencegah dan memberantas kriminalitas (3) memberikan pemahaman pada peserta didik mengenai dampak globalisasi saat ini serta cara menghadapinya.

Sumber:
Gibson, R. L., & Mitchell, M. (2010). Introduction Counseling and Guidance.New Jersey:Pearson Prentice Hall.

Ornstein,  A. C., & Daniel U. L. (1985). An Introduction to Foundation of Education. Boston:Houghton Miflin Company

Yusuf, S. & Nurihsan, J. (2010). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.